-->

Kilas Balik Sejarah Hari Aksara Internasional

Sumber Image : http://images1.rri.co.id


Sejak tahun 1948 Indonesia memulai gerakan pemberantasan buta aksara secara besar-besaran, dalam kepemimpinan Presiden Soekarno. Program ini berlanjut dengan program kelompok belajar Paket A Terintegrasi Pendidikan Mata Pencaharian. Keberhasilan pendidikan dasar dan peningkatan keaksaraan penduduk ditandai dengan perolehan penghargaan “Avicenna Award” dari UNESCO yang diserahkan kepada Presiden Soeharto pada tahun 1994.

Tahun Pertama Dekade Keaksaraan Bangsa-Bangsa di Indonesia ditandai dengan peringatan Hari Aksara Internasional ke 38 sekaligus Pencanangan Gerakan Membaca Nasional oleh Presiden Republik Indonesia Megawati Soearnoputri pada tanggal 12 Nopember 2003.

Pada tanggal 2 Desember 2004, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mendeklarasikan Gerakan Nasional Percepatan Pemberantasan Buta Aksara, yang kemudian dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009, sebagai salah satu prioritas program pembangunan di bidang pendidikan. Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tahun 2006 telah dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Buta Aksara.

Sejalan dengan keberhasilan penuntasan tuna aksara, Indonesia mendapat penghargaan dari Laura Bush, Duta Keaksaraan Internasional. Sehingga Ibu Negara Ani Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 31 Juli 2007 berbicara Upaya Pemberantasan Buta Huruf se-Dunia (UNESCO Regional Conferences in Support of Global Literacy) pada Konferensi Regional UNESCO di Beijing. Peringatan Hari Aksara Internasional di Indonesia terus dilaksanakan dengan mengambil tema selaras tema UNLD.

Berdasarkan Konferensi Tingkat Menteri Negara-Negara Anggota PBB pada tanggal 17 Nopember 1965 di Teheran, Iran, UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) menetapkan tanggal 8 September sebagai Hari Aksara Internasional. Dan pertama kali dilakukan pada tahun 1966. Selanjutnya setiap tahun diperingati untuk memahami status keaksaraan dewasa secara global. Mengingat masih tingginya jumlah penduduk tuna aksara di dunia, UNESCO mencanangkan Satu Dekade Keaksaraan Persatuan Bangsa-Bangsa atau UNLD (United Nations Literacy Decade) 2003-2012.

Dekade peningkatan penduduk global ini dibagi atas 5 (lima) tema yaitu :
  1. Keaksaraan dan Gender (2003-2004);
  2. Keaksaraan dan Pembangunan Berkelanjutan (2005-2006);
  3. Keaksaraan dan Kesehatan (2007-2008);
  4. Keaksaraan dan Pemberdayaan (2009-2010); dan
  5. Keaksaraan dan Perdamaian (2011-2012).

Sumber Artikel : Kemendikbud

0 Response to "Kilas Balik Sejarah Hari Aksara Internasional"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel